Alhamdulillahilladzii arsyala rasulahu bil hudaa wa diinil haqq, liyudhirahu `alaa diini kullihi wa kafaa billahi syahida

Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan `abduhu wa rasuluhu

Allahumma sholli `alaa muhammad wa `alaa ahli wa shokhbihi wa man tabiahu ilaa yaumiddin

Yaa ayuuhal hadiruun, yaa ayyuhal muslimun, ittaqullaha haqqa tuqotahii wa laa tamutunna illaa wa antum muslimun

Wa qalallahu ta`ala fil qur`anil karim, a`udzubillahi minas syaithanirrajim bismillahirrahmanirrahim

لِلْفُقَرَآءِ الَّذِيْنَ اُحْصِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ضَرْبًا فِى الْاَ رْضِ ۖ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ اَغْنِيَآءَ مِنَ التَّعَفُّفِ ۚ تَعْرِفُهُمْ بِسِيْمٰهُمْ ۚ لَا يَسْــئَلُوْنَ النَّا سَ اِلْحَــافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِ نَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْم

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Pertama mari kita panjatkan puja dan puji syrukur kita kepada allah s.w.t yang telah memberikan kita kesempatan keimanan kemauan keikhlasan dan turut serta dalam sidang jumaah yang d ridhoi allah ini. Allah juga memberikan kita kesehatan dan kemerdekaan bangsa ini dari penjajah pada 17 Agustus 1945, dimana kita kemarin memperingatinya sebagai hari kemerdekaan Indonesia.

Kedua shalawat dan salam dari kita semua kepada nabi Muhammad s.a.w ahli keluarga para utusan dan seluruh umat yang masih di bimbing dan yang mau di bimbing d jalan shiratal mustqim ini

Ketiga dari jum`at ke jum`at pasti kita sangat di anjurkan untuk mengecek kadar ketaqwaan diri agar selalu bisa dijadikan modal kita untuk layak disebut orang yang beriman orang mu`min dan pastinya termasuk dalam golongan orang yang mempunyai jatah baik di syurga sana amin amin ya rabbal alamin.

hadirin sidang jamaah Jum’at yang semoga di rahmatu Allah

Merdeka. Kata yang pada waktu itu sulit untuk diucapkan bangsa ini. Selama hampir 360 tahun negara ini dijajah. Kondisi rakyat memprihatinkan para pahlawan berjuang mati-matian. Demi membela bangsa ini. Selama itu kita dihimpit kesusahpayaan,kesakitan,kesengsaraan dll. Dulu para pejuang kita  hidup susah dalam memperjuangkan kemerdekaan republic Indonesia tercinta. Memilih gerilya di hutan dengan makan seadanya bahkan sering tidak ada. Kurus, mata celing, rambut gondrong tak terurus.

Demi apa? Demi martabat dan harga diri bangsa. Para pahlawan dan nenek moyang kita ingin mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri. Self reliance, dalam hal apapun. Memperjuangkan hak kemerdekaan mengelola negeri sendiri.

Ada banyak memilih comfort zone ambil jalan aman. Hidup nyaman dan aman dengan limpahan materi dan jaminan keamanan diri pribadi dari kompeni. Sukarela menjadi pengkhianat penjajah laknat. Meski harus menumbalkan darah daging sesama bangsa sendiri.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Pejuang kita tidak. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup sebagai bangsa periah. Untuk apa seolah merdeka, tapi semua urusan (aslinya) diatur mereka. Buat apa tampak mandiri bergelimang materi, tapi nurani diperbudak kompeni.  Bagi para pahlawan dalam hidup ini bukan hanya tentang materi. Ada yang lebih penting dan bernilai. Kemandirian, kemerdekaan. Harkat dan martabat.

Para pahlawan dan pejuang tahu tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Apapun alibi dan kilahnya, meminta-minta apalagi dengan menggadaikan kemerdekaan, adalah upaya tak pantas yang membuat bangsa ini tak pernah bisa mentas.

Berapapun nilai materi yang diperoleh, menjual obral apa yang diperjuangkan para pahlawan dengan darah dan air mata, apalagi sampai membuat tangan ini terbelenggu, adalah langkah salah yang menyakiti legacy para pendahulu.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Al yadul ‘ulya khoirun minal yadis suflaa. Itulah intinya. Menjadi pemberi lebih bermartabat daripada menjadi peminta. Para pahlawan sadar, untuk menjadi pemberi kita harus berdaya. Untuk bisa berdaya kita harus mandiri. Untuk mandiri kita harus merdeka dalam arti sebenarnya.

Yahsabuhumul jahiluu aghniyaa. Orang yang tidak tahu mengira mereka kaya. La yas’alunan-naasa ilhaafa. Mereka tidak meminta-minta dengan paksa (menghiba-hiba). Minatta’affufi. Karena mereka menjaga kehormatan diri dan agama. 2:273.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

لِلْفُقَرَآءِ الَّذِيْنَ اُحْصِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ضَرْبًا فِى الْاَ رْضِ ۖ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ اَغْنِيَآءَ مِنَ التَّعَفُّفِ ۚ تَعْرِفُهُمْ بِسِيْمٰهُمْ ۚ لَا يَسْــئَلُوْنَ النَّا سَ اِلْحَــافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِ نَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

lil-fuqorooo-illaziina uhshiruu fii sabiilillaahi laa yastathii’uuna dhorbang fil-ardhi yahsabuhumul-jaahilu aghniyaaa-a minat-ta’affuf, ta’rifuhum bisiimaahum, laa yas-aluunan-naasa il-haafaa, wa maa tungfiquu min khoiring fa innalloha bihii ‘aliim

“(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 273)

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang semoga di berkahi Allah

Bagi orang beriman, pangan, sandang dan papan tetap perlu dan penting. Cari dan penuhi yang halalan thoyyibah dengan kerja keras dan mandiri. Posisi dan prioritas dignity lebih tinggi dibanding kuantitas materi yang diperoleh lewat menebar iba dan  menadah keluh kesah.

Mungkin cukup itu khutbah awal pada Jum’at kali semoga bermanfaat dan berfaidah bagi diri kita. Wakurrabbighfir warham wa anta khoirurrahimun.

Alhamdulillah Hamdan katsiran kamaa’amr

Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu Anna Muhammaddan’abduhu wa rasuluhu

Allahumma sholli Alaa sayyidina Muhammad wa ala Alihi wa shahbihi ajma’in amma ba’d

Hadirin sidang jamaah Jum’at yang semoga di mulyakan oleh Allah

Pada khutbah kedua ini Khotib ingin memberikan tressing dari khutbah awal. Bahwa, kita dan negeri ini tidak miskin. Yang miskin mental kita. Sebab kekayaan tidak memiliki batas ukuran. Itulah kenapa Nabi bersabda yang dinamakan kaya itu kaya hati. Innal ghina, ghina nafs. Sesungguhnya orang yang kaya adalah kaya hati. Melarang kita bermental kere. Syukuri apa yang ada, martabat dan kemerdekaan itu, jaga.

Satu-satunya pihak yang kita layak mengemis bila perlu bersujud adalah Tuhan Allah  Pencipta Penguasa Semesta. Mengemis ridlo dan ampunan-Nya. Jikapun boleh mengemis selain dua itu, mungkin inilah saatnya kita mengemis pada Tuhan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Bukan untuk diri kita pribadi, tapi untuk Indonesia. Mengemis kepada Allah kiranya berkenan menjadikan penghuni negeri ini bermarwah seperti Pangeran Diponegoro dan Jenderal Sudirman. Sedia mengorbankan kenyamanan demi kemerdekaan bangsanya.

Jikapun belum sampai level pahlawan yang mengorbankan tidak saja harta tapi nyawa, maka sekurangnya harta dan tenaga kita korbankan separuh atau seperempat untuk negara, bangsa dan agama, insya Allah bangsa ini segera mandiri dan berdaya. MERDEKA!

Mungkin cukup khutbah pada Jum’at kali ini semoga kita bisa benar benar merdeka baik lahir maupun batin. Dan Allah memampukan kita menjadi hamba yang dapat menjaga harga diri pribadi juga dignity bangsa ini. Sehingga dapat terwujud negri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Mari berdo’a agar Allah melimpahkan karunia-Nya untuk kita yang hadir di majlis ini.

Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat, lil muslimiina wal muslimat, al ‘ahyaa’I minhum wal ‘amwaat, innaka qorribun mujiibud da’waat, yaa qoodhiyal haajat.

robbij’alnii muqiimash-sholaati wa min zurriyyatii robbanaa wa taqobbal du’aaa

qoola robbighfir lii wa li`akhii wa adkhilnaa fii rohmatika wa anta ar-hamur-roohimiin

Robbanaa dholamna anfusanaa wa in lam taghfrilanaa wa tarhamna lanakunanna minal khosyiriin.

Robbanaghfirlnaa dzunuubanaa wa kaffir ‘anna sayyi’aatinaa wa tawaffana ma’al abror, Bapak Guru Muchtar.

Allahumma mushorrifal quluub, shorrif quluubanaa ‘alaa thoo’atika. Allahumma inna nas’aluka hubbaka, wa hubba man yuhibbuka, wal ‘amalalladzzi yubalighunaa hubbaka, Allahummaj’al hubbaka, ahabba ilaina min nafsinaa wa ahlina wa minal mataa’id dunya…

Robbanaa waj’alna muslimiina laka wa min dzurriyyatinaa ummatan muslimatalaka wa arinaa manaasikanaa, wa tub’alaina innaka anta tawwaburrahiim…

Robbanaa atinaa fiddunnya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qinaa ‘adzabannaar…

Washollahu ‘ala rasuulillahi muhhamadin wa ‘ala alihi, wa ashaabihi, wa ulamaa’u waratsatul ambiyaa wa taabi’iina ajma’iin. Amin, amin, amin, yaa robbal ‘alamiin…walhamdulillahi robbil ‘alamiiin… Faladzikrullahi akbar wa aqimus sholah

Related posts

Leave a Comment