Alhhamdulillah , hamdalillah nahkmaduhu wa nasta’inuhu wa naghfiruhu wa na’udzubillahi min syururi ansufinaa wa min syayyiati a’malinaa mayyah dillahu falaa mudlillalah wa mayyud hilhu falaa hadiyalah.

Asyahadu allah ilaaha illallah wa asyahadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu.

Allahumma sholli alaa syayyidina muhammad wa alaa ahli wa shokhbihi wa man tabiahu ilaa yaumiddin

Faa yaa ayyuhal hadiruun ayyuhal mukminun ittaqullah haqqotuqatihi walaa tamutunna illaa wa antum muslimun

Wa qalallahu ta’ala fil qur’anil karim , a’udzubillahi minas syaithanirrajim , bismillahirrahmanirrahim,

Allah SWT berfirman:

سَا بِقُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَآءِ وَ الْاَرْضِ ۙ اُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا للّٰهِ وَرُسُلِهٖ ۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ

saabiquuu ilaa maghfirotim mir robbikum wa jannatin ‘ardhuhaa ka’ardhis-samaaa`i wal-ardhi u’iddat lillaziina aamanuu billaahi wa rusulih, zaalika fadhlullohi yu`tiihi may yasyaaa`, wallohu zul-fadhlil-‘azhiim.

(Al hadid 21).

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah

Pertama mari kita mengucap puja puji syukur kepada allah s.w.t , yang telah memberikan kita kenikmatan kesehatan dan keimanan dengan itu kita bisa menghadiri sidang jamaah jum’at semoga yang semoga d rahmati allah ini

Kedua , sholawat serta salam tetap terhaturkan kepada nabiyullah muhammadarrasulullah , juga ahli keluarga sahabat dan penerus pembawa ajaran beliau yang tak silau terhadap cinta dunia dan insya allah bisa membimbing kita kepada jalan yang benar.

Ketiga , tak lupa pula khotib pribadi dan juga mengajak seluruh hadirin , untuk terus menerus fokus meningkatkan kadar ketaqwaan . Agar bisa menjadikan kita diri yang lebih beriman lagi.

Hadirin sidang jamaah jum’at yang semoga di ridhoi allah

Riuh gempita pesta olahraga terbesar di dunia. Gelaran dulinan senilai lebih dari 300 trilyun rupiah dihelat dengan megah dan serius. Ratusan cabang permainan di pertandingkan, ratusan medali diperebutkan oleh ribuan pemain. Keteguhan dalam meraih medali kerap melahirkan juara dan rekor-rekor baru. Tangis sedih, tawa bahagia, drama mendebarkan bahkan tak jarang kecurangan semua tersaji mewarnai proses dan hasil di tiap pertandingan. Semuanya untuk satu pengakuan sebagai: the best.

Pernak-pernik tingkah laku manusia – termasuk olimpiade – seringkali mencerminkan hakikat kehidupannya. Dalam skala yang lebih besar, sedang berlangsung pula olimpiade yang sesungguhnya. Sebuah ajang perlombaan multi event, hidup dan mati, yang bernama olimpiade kehidupan. Kita adalah para atlet yang sedang berlaga dalam permainan besar perlombaan besar , untuk mendapatkan gelar yang benar benar ahsan.

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah

Ada 5 perkara yang harus kita ketahui fahami dalam gelaran olimpiade .

1.Judge. Wasit adalah pihak yang paling berhak memberikan kategori atau status the best. Olimpiade olahraga wasitnya sesama manusia. Selalu ada kemungkinan dan celah untuk tidak adil. Keberpihakan bisa saja terjadi akibat kealpaan bahkan kesengajaan. Namun dalam olimpiade kehidupan, kita sebagai atlet tak perlu khawatir. Karena wasitnya adalah Sang Maha Adil, The Almighty Judge, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kesempurnaan Allah menjamin tidak mungkin ada kesalahan perhitungan score amal.

Amal dan perbuatan kita, baik dan buruk, besar kecil, sengaja tidak sengaja, kepada sesama-kepada Yang Kuasa, semuanya diperhitungkan secara rinci dan super cermat. Pikiran, ucapan dan tiap tindak tanduk manusia tidak ada yang terlewatkan meski sebesar atom. Mustahil terjadi kesalahan apalagi kealpaan. Jangan memamerkan amal, karena itu justru beresiko berkurangnya score sampean. Juga jangan menutupi kesalahan, karena Sang Wasit Maha Teliti dalam Mengawasi.

2.Rules. Setiap game memiliki aturan yang sudah dipahami dan disepakati oleh semua wasit, pemain bahkan penonton. Penentuan siapa yang berhak mendapat medali, rangking dan penatly semuanya diatur dalam game rules. Semua atlet mematuhinya, karena bagi yang mencoba curang atau melanggar akan didiskualifikasi. Pun demikian permainan dalam olimpiade kehidupan, semuanya harus mengikuti aturan main yang sudah ada dalam Agama Allah. Barangsiapa yang menyalahi, aturannya tegas, didiskualifikasi ke neraka.

Dulurku.Atlet tidak boleh merubah aturan hanya karena tidak cocok dengan style bermainnya atau merasa dirugikan. Hanya lembaga yang berwenang yang bisa melakukan perubahan aturan. Dalam olimpiade kehidupan, manusia tidak berhak merubah aturan agama hanya karena dirasa tidak cocok dengan nafsu. Dari zaman ke zaman, hanya Allah yang berhak merubah aturanNya lewat pergantian rasul dan syariat-Nya. Sayangnya, akhir-akhir ini banyak manusia yang merasa berhak merubah aturan Allah itu dengan alasan untuk menyesuaikan zaman (baca: nafsu manusia).

Hadirin sidang jamaah jum’at yang semoga di berkahi allah

3.Persaingan. Kompetisi antar atlet dalam olimpiade olahraga sangat sengit. Metode perlombaaan yang dipakai untuk mendapatkan medali adalah dengan cara saling mengalahkan. Lain halnya dengan metode perolehan medali olimpiade kehidupan. Persaingan apalagi upaya saling mengalahkan justru dilarang. Sesama atlet memang saling berlomba, tapi berlomba untuk saling membantu sesama atlet. Scoring justru dilakukan dengan melihat siapa yang paling banyak membantu sesama atlet.

Persaingannya terwujud dalam bentuk yang berbeda. Perintah fastabiqul khoirot, berlomba-lomba.

Allah SWT berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ ۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

wa likulliw wij-hatun huwa muwalliihaa fastabiqul-khoiroot, aina maa takuunuu ya`ti bikumullohu jamii’aa, innalloha ‘alaa kulli syai`ing qodiir

“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148)

Kita harus bersegera, bersinergi untuk berbuat kebajikan selama waktu yang diberikan, yakni seumur hidup. Satu-satunya pesaing dan penghalang adalah setan di hati masing-masing atlet. Sayangnya, lagi-lagi manusia justru berlomba berbuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram seperti tertera dalam qs al maidah 62

Allah SWT berfirman:

وَتَرٰى كَثِيْرًا مِّنْهُمْ يُسَارِعُوْنَ فِى الْاِثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ وَاَ كْلِهِمُ السُّحْتَ ۗ لَبِئْسَ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

wa taroo kasiirom min-hum yusaari’uuna fil-ismi wal-‘udwaani wa aklihimus-suht, labi`sa maa kaanuu ya’maluun

“Dan kamu akan melihat banyak di antara mereka (orang Yahudi) berlomba dalam berbuat dosa, permusuhan, dan memakan yang haram. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.”

(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 62)

Manusia Bukannya berlomba menuju perolehan medali, tetapi malah menantang diskualifikasi.

 Ma’asyiral muslimin sidang jamaah jum’at yang semoga di rahmati allah

4.Periode. Event olahraga seperti olimpiade digelar tiap empat tahun. Kegagalan merebut medali emas tahun ini bisa diperjuangkan kembali empat tahun kemudian. Belum puas memperoleh medali perunggu periode ini, medali perak mungkin diraih periode berikutnya. Selalu ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan kegagalan pada musim olimpiade berikutnya. Berbeda dengan olimpiade olahraga, olimpiade hidup hanya memberi kesempatan sekali saja pada atlet manusia. Sekali seumur hidup.

One chance, one shot. Tiap atlet harus mengeluarkan sumber daya terbaiknya untuk memperoleh score pahala tertinggi hanya dalam satu kali kesempatan percobaan hidup. Tidak ada reinkarnasi. Berapapun umur yang diberikan Allah, itulah waktu perlombaan yang harus dimanfaatkan. Jangankan kesempatan mengulang, bahkan untuk perpanjangan waktu saja tidak akan diberikan. Sekali gagal mencapai score tertinggi, ratapan di akhirat selamanya. Untuk yang beruntung memperoleh kesempurnaan taqwa, maka ridlo, ampunan dan medali keselamatan tersematkan di surga sana.

5.Medali. Jumlah medali yang diperebutkan dalam olimpiade olahraga terbatas sebanyak cabang olahraga yang dilombakan. Kesempatan mendapatkannya juga sedikit. Toh, yang berusaha mendapatkannya ribuan orang dari ratusan negara. Sebaliknya medali surga yang disediakan Allah sangat melimpah. Sebanyak apapun manusia yang memperebutkannya, tersedia sebanyak itu pula medalinya. Sayangnya, sedikit dari kita yang tertarik berburu medali surga karena kalah oleh gemerlap olimpiade lain yang diadakan setan di dunia, yakni perlombaan memburu materi dan kesenangan duniawi.

Mungkin cukup itu khutbah awal semoga berfaidah bermanfaat dan membawa berkah kepada diri yang mendengarkan.

Wakurrabghfir warham wa anta arhamurrakhimin.

Alhamdulillah , hamdan katsiran kamaa ‘amr

Asyhadu allah ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu.

Allahumma sholli ‘alaa syayyidinaa muhammad wa alaa ahli wa shakhbihi waman tabiahu ilaa yaumil yukhsar.

Wa qalallahu ta’ala fil qur’anil karim , a’udzubillahi minas syaithanirrajim , bismillahirrahmanirrahim,

Allah SWT berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ ۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

wa likulliw wij-hatun huwa muwalliihaa fastabiqul-khoiroot, aina maa takuunuu ya`ti bikumullohu jamii’aa, innalloha ‘alaa kulli syai`ing qodiir

Hadirin sidang jamaah jum’at yang semoga di rahmati allah s.w.t

Dulurku, mari berburu medali ridlo dan ampunanNya kita di harus kan untuk berlomba lomba fastabiqul khoiroot . Seperti dalam firman allah di kode surah al baqarah 148

Allah SWT berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِ ۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

wa likulliw wij-hatun huwa muwalliihaa fastabiqul-khoiroot, aina maa takuunuu ya`ti bikumullohu jamii’aa, innalloha ‘alaa kulli syai`ing qodiir

“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148

Hadirin sekalian, Mari Gelorakan semangat untuk menjadikan prosesi pengalungan medali ahsan di surga sebagai ambisi tertinggi kita. Hayat masih di kandung badan, itu artinya waktu perlombaan masih ada. Jangan buang-buang waktu, karena peluit wasit penentu olimpiade berakhir bisa jadi ditiup tahun depan, bulan ini, minggu ini hari ini atau bahkan bisa ketika setelah kita mendengarkan materi khutbah ini. Upayakan kebajikan yang terbaik, sedekahkan harta yang paling dicinta, berikan waktu terbanyak untuk pelayanan, jadilah atlet dengan prediket ahsan di depan Sang Wasit, karena di tujuan dalam semua ini adalah mencari yang terbaik ahsan dari semuanya. Dalam qs al muluk 2 jelas.

Allah SWT berfirman:

٭لَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ ۙ 

allazii kholaqol-mauta wal-hayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amalaa, wa huwal-‘aziizul-ghofuur

“yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,”

(QS. Al-Mulk 67: Ayat 2)

mau kapanpun peluit tanda akhir di tiup itu bukan urusan kita bukan hal yang patut d cekcok kan  itu ada pada keputusan wasit kapan akan meniup peluit tersebut , namun yang wajib kita lakukan adalah mempersiapkan amalan yang terbaik dan berlomba lomba mendapatkan ridho dan ampunan . Dan ketika tanda akhir telah tiba kita sudah siap untuk mempertanggung jawabkan amalan amalan kita di depan Allah Yang adil. Bismillah

Mungkin cukup ini khutbah pada siang hari ini , semoga kita selalu ingat dn tak lupa terlelap . Bahwa kita ini sedang berlomba fastabiqul khoirot untuk mendaptlatkan ridho dan ampunanya. Dan semoga kita bisa lolos masuk dalam kemenangan khakiki bukan malah terdiskualifikasi hilang terbuang ke jurang neraka yang hina ini. Mari kita berdoa kepada allah agar bisa d beri petunjuk dan juga di terima amalan amalan kita.

Allahummaghfir lil mu’miniina wal mu’minaat, lil muslimiina wal muslimat, al ‘ahyaa’I minhum wal ‘amwaat, innaka qorribun mujiibud da’waat, yaa qoodhiyal haajat..

Robbanaa dholamna anfusanaa wa in lam taghfrilanaa wa tarhamna lanakunanna minal khosyiriin

. Robbanaghfirlnaa dzunuubanaa wa kaffir ‘anna sayyi’aatinaa wa tawaffana ma’al abror, Bapak Guru Muchtar.

Allahumma mushorrifal quluub, shorrif quluubanaa ‘alaa thoo’atika. Allahumma inna nas’aluka hubbaka, wa hubba man yuhibbuka, wal ‘amalalladzzi yubalighunaa hubbaka, Allahummaj’al hubbaka, ahabba ilaina min nafsinaa wa ahlina wa minal mataa’id dunya…

Robbanaa waj’alna muslimiina laka wa min dzurriyyatinaa ummatan muslimatalaka wa arinaa manaasikanaa, wa tub’alaina innaka anta tawwaburrahiim

Robbanaa atinaa fiddunnya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qinaa ‘adzabannaar…

Washollahu ‘ala rasuulillahi muhhamadin wa ‘ala alihi, wa ashaabihi, wa ulamaa’u waratsatul ambiyaa wa taabi’iina ajma’iin.

Faladzikrullahi akbar. Wa aqiimushsholah.

Related posts

Leave a Comment