Muhammad Abdullah Muchtar yang selanjutnya disapa dengan Bapak Guru Muchtar adalah seorang pendiri Yayasan SPMAA sejak tahun 1961. Beliau lahir pada tanggal 25 November 1936 di Desa Turi Kec. Turi Kab. Lamongan-Jawa Timur Indonesia. Terlahir dari keluarga yang sangat kaya raya tidak menjadikan beliau menjadi anak yang manja dan serba kecukupan. Justru kehidupan beliau sangat rekoso (berat) dan serba menderita. Karena orangtua beliau mempunyai prinsip bekerja-bekerja dan terus bekerja, untuk mempertahankan dan menambah kekayaannya. Padahal dengan jumlah kekayaan yang dimilikinya bahkan untuk tujuh generasipun masih cukup.

Maka dengan pemikiran seperti itu, pendidikanpun tidak masuk dalam prioritas hidup orangtua Bapak Guru. Namun tidak demikian dengan Bapak Guru. Sedari belia Bapak Guru Muchtar sangat interested dengan pendidikan. Keinginan yang begitu besar akan pendidikan menjadikan beliau nekat melawan orangtua. Beliau mengambil inisiatif untuk pergi sekolah ditengah kesibukan angon (menggembala) sapi. Proses belajar-sekolahpun berjalan beberapa lamanya. Sampai pada akhirnya beliau putus sekolah karena diketahui orangtunya dan tidak diizinkan.

Setelah berhenti sekolah, beliau memilih pergi belajar ke pondok pesantren. Beliau keluar dari Desa Turi pergi ke Jogja, Madura, Pasuruan, Surabaya, dan beberapa kota yang terdapat pondok pesantren di Indonesia. Perjalanan beliau bermuara di Lampung, kemudian diangkat menjadi Guru Ngaji. Setelah proses panjang dan mendapatkan rohmat besar di Lampung, beliau kembali ke Desa Turi. 

Tetiba di Jawa, beliau sowan ke beberapa Wali, dan beliau dianjurkan untuk menikah. Beliau menikah dengan Ibu Guru Hj. Masyrifah, dan tinggal di tempat mertua Desa Pucangro-Lamongan. Setelah beberapa bulan di Pucangro, beliau bersama istri pindah ke Desa Turi. Pada awal pernikahan beliau, sudah dititipi orang gila dan lansia. Maka beliau dan Ibu Guru Masyrifah bulan madunya adalah merawat orang gila dan lansia. Orang gila yang awalnya dipasung dan mengkhawatirkan warga menjadi orang normal yang bisa bekerja dan berbaur. Sebuah prestasi yang luar biasa pada pandangan masyarakat.

Dengan ini beberapa instansi pemerintah, lembaga swasta dan individu menitipkan orang gila dan lansia ke Yayasan SPMAA. Anak-anak juga berdatangan, untuk belajar ngaji. Bersama berjalannya waktu beliau mendirikan pondok pesantren yang konsumsi, akomodasi dan kesehatan tidak ditarif biaya sama sekali. Kemudian kegiatan semakin bertambah menjadi SODIKLINK (Sosial Pendidikan dan Lingkungan). Dalam giat berjalannya kegiatan Yayasan SPMAA, pada tahun 1985 Bapak Guru Muchtar menikah dengan Ibu Guru Hj. Nuriyati.